Bersihkan Hati untuk Bulan yang Suci

ilustrasi Ramadhan

TIDAK lama lagi, dalam hitungan puluhan ke depan, bulan suci Ramadhan yang di dalamnya penuh rahmat, berkah, dan pengampunan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan segera menemui umat Islam di seluruh penjuru dunia. Setiap muslim yang beriman kepada Allah (mukmin), pasti akan menyambut bulan suci ini dengan gembira dan penuh suka cita, karena Ramadhan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu untuk bisa meraih pahala yang tak terhingga dari berbagai ibadah dan amal saleh yang dikerjakan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dalam kitab Al-Musnad, Rasulullah ﷺ bersabda, “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.”

Oleh karenanya, para ulama dan orang saleh sangat merindukan dan berbahagia jika Ramadhan akan datang. Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, “Sebagian ulama berkata, ‘Dahulu mereka (para ulama) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal saleh pada Ramadhan yang lalu) mereka.”

Apa yang disampaikan dalam keterangan riwayat diatas adalah salah satu kabar gembira dari Rasulullah ﷺ. Pada setiap kabar gembira, seorang mukmin seharusnya bersukacita, berdoa, menyambut, dan berusaha mewujudkannya. Dengan diberikannya nikmat sehat dan usia dari Allah, seorang mukmin harus mempersiapkan diri untuk menyambut bulan yang penuh berkah ini. Tentunya kita harus meningkatkan semangat dalam beribadah dan bertakwa kepada Allah SWT dengan bersih hati, bersih jiwa serta bersih lingkungan.

Hati, jiwa dan pikiran bersih seyogyanya membuat kita bersih dari lingkungan. Dalam arti yang sesungguhnya dan dalam arti hakekat bersih dari kegiatan-kegiatan yang tidak manfaat. Mulai menjauhi kegiatan-kegiatan yang dilarang dan mulai menata amalan perbuatan yang bisa kita lakukan dengan sebaik-baiknya. Jauhi semua hal yang bisa menimbulkan dampak SARA, pornografi, obat-obatan terlarang, perbuatan maksiat yang dapat merugikan kita maupun orang banyak.

Di bulan suci Ramadhan yang penuh berkah nanti sebaiknya kita sebagai insan muslim mengurangi bahkan meninggalkan hal-hal yang nantinya bisa merugikan diri pribadi. Bergaul dengan orang-orang yang bisa memberikan dampak manfaat yang baik, serta menjauhi segala bentuk pergaulan yang bisa menjerumuskan kedalam lembah kenistaan. Jangan mudah terprovokasi oleh berbagai berita yang bersifat hoaks yang bisa mengarah kedalam bentuk perpecahan serta permusuhan yang tidak penting, terlebih jika hal tersebut bisa mengganggu ukhuwah Islamiyah dan ketertiban masyarakat.

Dengan demikian penting bagi setiap mukmin memahami Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Dengan melakukan persiapan saat Ramadhan serta menggalakkan amalan-amalan baik. Karena Ramadhan juga dikenal dengan Syahrul Ibadah (bulan ibadah). Kita bisa bayangkan begitu hebatnya kemuliaan yang Allah berikan bagi orang yang berpuasa lagi beribadah. Disini kita harus berlomba-lomba melakukan amalan sholeh dibulan Ramadhan nanti.

Rubah pola pikir dan pola hidup. Ketika suara bedug bertalu-talu dengan keras dan diikuti dengan kumandang suara adzan sebagai panggilan sholat, bersegeralah gapai Sholat berjamaah, berderet-deret dibelakang imam dan janganlah membuat shoft sendiri ataupun sholat sendiri tanpa berjamaah. Karena dengan barisan yang rapat kita menjauhkan dari sebesar-besar godaan syaiton yang tidak akan pernah ada hentinya dalam menggoda manusia.

Untuk meningkatkan tali silaturahmimu serta meningkatkan ganjaran ibadah yang akan kita peroleh dari sang Illahi. Maka mulai galang kebersamaan dengan saudara seiman dan sepenanggungan, beri perhatian lebih dalam saling mengingatkan dalam kebaikan, saling bantu membantu dalam kesulitan. Begitu juga dengan saudara seiman dari berbagai penjuru negeri, karena silaturahmi juga bagian dari amalan ibadah.

Satu lagi perihal yang penting, bagi orang tua, ajaklah anak-anak kita agar mereka juga merasakan suasana kegembiraan menyambut Ramadhan. Sehingga Ramadahn menjadi momentum bagi orang tua untuk menjalin persahabatan dengan anak. Semoga Allah senantiasa memberi kemampuan serta kemudahan untuk kita semua dalam melaksanakan dan menjalankan Ramadhan ditahun 1444 H dengan ikhlas dan sebaik-baiknya.

Wallaahu a’lam bisshawaab