Jumat, 2 Rabiul Akhir 1444 H/ 28 Oktober 2022
Beratus-ratus, bahkan beribu-ribu jilid kitab telah ditulis oleh ulama untuk menceritakan dan memuji pribadi junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ. Ada yang berbentuk prosa, ada juga yang berbentuk syair, ada yang murni pujian, ada yang murni sejarah kehidupan beliau. Hingga tidak pernah ada tokoh sejarah yang kepribadian serta cara hidupnya ditulis sedetail-detailnya sebagaimana Rasulullah ﷺ.
Seorang Abu Jahal pembesar kafir Quraisy yang paling membenci Rasulullah juga mengakui keluhuran budi pekerti Rasulullah ﷺ. Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa suatu hari ada seseorang bertanya kepada Abu Jahal, “Wahai Abul Hakam (Abu Jahal) sekarang tidak ada orang lain kecuali hanya aku dan engkau, maka ceritakan kepadaku tentang Muhammad, apakah dia benar atau dusta?”
Maka Abu Jahal menjawab, “Demi Allah, sungguh Muhammad adalah orang yang jujur, Muhammad tidak pernah berdusta sama sekali. Hanya saja antara Baniku dan Bani Hasyim mulai sejak dulu bersaing, jika sekarang aku mengakui Muhammad sebagai utusan Allah berarti Baniku telah kalah kepada Bani Hasyim. Oleh sebab itulah aku tidak akan mengakui Muhammad sebagai Rasul.”
Para ilmuan barat juga menyanjung keagungan Nabi Muhammad ﷺ, Jhon William Drapper seorang orientalis dalam bukunya Histrory of the intellectual Devenlopment of Europe, mengungkapkan, “Empat tahun setelah meninggalnya Justinianus, maka pada tahun 569 lahir di Makkah, tanah Arab, seorang laki-laki yang berbeda dengan laki-laki lainnya, telah memberikan pengaruh yang besar terhadap umat manusia.”
Lamartine, seorang orientalis berkebangsaan Prancis juga mengungkapkan ketakjuban kepada Nabi Muhammad ﷺ, dalam bukunya Histories de la Turquaises, mengungkapkan, “Filosuf, orator, rasul (utusan tuhan), pembuat undang-undang, panglima perang, penakluk ide-ide, pembina dogma yang rasional, suatu agama tampa berhala, pendiri dua puluh emperium dunia dan satu emperium spiritual, dialah Muhammad.”
Itulah sekelumit ketakjuban non muslim kepada Nabi Muhammad ﷺ yang disebarkan melalui karya-karyanya sehingga diketahui orang banyak di kalangannya. Begitupun kita sebagai umat Islam harus tetap hati-hati dalam membaca buku mereka. Sebab bagaimanapun mereka telah di nyatakan oleh Allah Subahnahu wa ta’ala dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 120, “Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka”.
Tetapi setidaknya hal tersebut cukup untuk kita jadikan bukti bahwa ternyata apresiasi untuk baginda Nabi Muhammad ﷺ, bukan hanya datang dari kaum muslimin saja. Tetapi non muslim pun terpaksa juga bertekuk lutut dibawah keagungan Nabi Muhammad ﷺ. Ini merupakan jaminan Allah SWT, bahwa Rasulullah ﷺ adalah sosok mulia yang sangat diberkahi. Karena pada dirinya ada kebaikan yang terus berkembang dan menimbulkan kebahagiaan.
Beliau adalah sosok yang diberkahi di setiap zaman dan tempat. Allah SWT telah melimpahkan keberkahan kepada Nabi Muhammad SAW yang tidak Dia limpahkan kepada siapa pun di alam semesta, baik golongan awal maupun akhir. Allah SWT telah mengaruniakan berkah pada dirinya, bersamanya, darinya, dan kepadanya. Seolah berkah muncul bersama kelahirannya, serta tersebar setelah beliau diutus hingga akhir zaman. Rasululla ﷺ adalah sosok yang bila mengucapkan satu kata, niscaya Allah SWT akan menurunkan keberkahan pada kata tersebut. Dengan keberkahan tersebut, tersusunlah hadits-hadits yang ditulis dalam bentuk berbagai buku, tinta-tinta pun tergoreskan, dan mimbar-mimbar menjadi bersinar.
Rasulullah adalah sosok diberkahi yang telah membimbing manusia untuk menyembah Allah SWT. Beliau telah menebar dakwah kepada jiwa-jiwa manusia hingga mereka bersinar di atas cahaya petunjuknya. Beliau bangkitkan kesadaran ruh-ruh manusia hingga meraih cahaya. Beliau tebarkan dakwah kepada suatu generasi hingga mereka bangkit meraih kemuliaan. Beliau diutus kepada suatu umat untuk mengajak mereka berlomba menuju kebahagiaan.
Tak kalah penting adalah risalah yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ penuh keberkahan. Dengan risalah(Islam) tersebut, milyaran orang memperoleh hidayah. Di antara mereka ada para ulama, para hakim, para faqih, para ahli tafsir, kaum cerdik cendekia dan para mufti. Dari generasi ke generasi dan masa ke masa. Dengan risalah tersebut, Allah SWT telah menghidupkan hati yang mati, memperlihatkan mata yang buta, serta memperdengarkan telinga yang tuli.
Maha benar Allah SWT dengan firman-Nya, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab ayat 21)
Wallahu ‘alam bisshawab