Cibubur, Rasilnews- Ma’had Khulafa Rasyidin Cibubur merupakan sekolah tahfizh yang mengimplementasi kurikulum merdeka dengan nama ‘Project Base on Qur’an’ yang artinya metode pembelajaran yang diberikan kepada para siswa mengambil dari Alquran.
Pondok pesantren yang sudah ditinggal oleh Munif Chatib selaku direktur Ma’had Khulafa Rasyidin Cibubur memberikan pesan bahwa kurikulum Project Based on Qur’an harus selalu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena mampu menciptakan pendidikan yang terintegrasi dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.
Dengan kurikulum Project Based on Quran, nantinya aktivitas para santri sehari-hari di ma’had merupakan hafalan atau tahfizh yang telah santri kuasai.
Ma’had Khulafa Rasyidin Cibubur mempunyai program khusus (takhosus) selama 35 hari, Dengan Program ini para santri dapat menghafalkan 30 juz Al-Qur’an menjadi Hafizh Qur’an yang diberi nama dengan “Program Qur’an Camp,” .
metode yang digunakan adalah “Metode Yadain”. Metode Yadain (bahas arab) adalah adalah metode dengan menggunakan kedua tangan. Ketika menghafalkan ayat tentang kebaikan, maka tangan kanan yang digunakan, “Adapun tangan kiri digunakan kerika para santri sedang menghafalkan ayat-ayat tentang keburukan dan dosa-dosa, Adapun para santri yang sudah menyelelesaikan hampir 30 juz Al-Qur’an diantaranya adalah Muhammad Iqbal, Arganta dan masih banyak lagi.
Mushaf yang digunakan pun adalah mushaf Khusus yaitu “Al-Qur’an Yadain”. Ustadz Husein Al-Haddad selaku pengasuh “Program Qur’an Camp” menyampaikan bahwa dalam menghafalkan Al-Qur’an dengan “Metode Yadain”, para santri setiap harinya hafalannya selalu bertambah, mulai dari hari pertama 5 halaman, hari kedua 10 halaman, hari ketiga 20 halaman.
Bahkan ada santri yang mampu memnghafalkan 30 halaman perhari subhanallah.