Cibubur, Rasilnews – Hasil sebuah jajak pendapat baru di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa setengah warga negara ini memprediksi peningkatan kekerasan bersenjata akan segera menyeret AS ke sebuah perang saudara.
Situs www.science.org, Selasa (19/7/22) melaporkan, kekerasan di AS terus meningkat termasuk kekerasan politik yang diawali dengan serangan ke gedung Kongres buntut pemilu tahun 2020.
“Saat ini penelitian terbaru mengonfirmasi bahwa satu dari setiap lima orang Amerika, percaya kekerasan dengan berbagai motif politik terkadang dibenarkan,” tulis situs tersebut, sebagaimana dilansir dari telusur.co.id dan dikutip rasilnews.
Hasil jajak pendapat menyebutkan setengah dari warga AS memperkirakan akan terjadi perang saudara, dan sebagian besar yang lain mengaku siap menukar demokrasi dengan seorang pemimpin yang kuat.
Rachel Kleinfeld, pakar kekerasan politik dari Carnegie Endowment for International Peace mengatakan, “Tujuan dari penelitian ini bukan untuk menciptakan kejutan, tapi harus mengejutkan.”
Angka kematian akibat kekerasan bersenjata di AS antara tahun 2010 hingga 2020 mengalami peningkatan sekitar 43 persen, di sisi lain penjualan bebas senjata di negara ini terjadi bersamaan dengan wabah virus Corona.
Garen Wintemute, Direktur Violence Prevention Research Program menyebut peristiwa-peristiwa ini sebagai indikasi munculnya ketidakamanan sosial di AS, dan munculnya puncak gunung es yang menunjukkan permasalahan-permasalahan yang lebih besar.
Menurutnya, kenyataan bahwa setengah warga AS memperkirakan terjadinya perang saudara adalah sesuatu yang mengerikan, kemungkinan sebagian besar warga AS akan terlibat dalam perang saudara ini.