“Tajuk Rasil”
Rabu, 17 Syawal 1443 H/ 18 Mei 2022
Anies Semakin Melejit
Artikel KBANews, Oleh: Isa Ansori (Kolomnis)
Ada dua hal kunjungan anak bangsa ke luar negeri, satu lawatan ke Amerika yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, dan satunya dilakukan oleh Anies Baswedan ke negara-negara Eropa. Misi yang dilakukan pada dasarnya sama, yaitu melakukan kerja sama dengan pihak-pihak lain ke Indonesia. Yang membedakan cuma agenda yang dilakukan masing-masing di negara kunjungan.
Dalam kunjungannya ke beberapa negara Eropa yang diawali ke Inggris, Anies tidak hanya menawarkan kerja sama investasi, Anies juga diundang melakukan kuliah tamu di beberapa perguruan tinggi di London, salah satunya di Oxford University. Dalam kuliah tamu yang dihadiri oleh mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Eropa, Anies bicara masa depan dunia melalui gerakan transformasi mobilitas di Jakarta. Kuliah yang disampaikan secara runtut dan komperehensif tentang masa depan dunia yang dimulai dengan transformasi mobilitas di Jakarta itu mampu memberi kesan kepada seluruh mahasiswa yang hadir bahwa Anies adalah pemimpin yang visioner dan peduli pada persoalan kemanusiaan dan perubahan iklim di masa yang akan datang.
Adalah Oki Earlivan, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia United Kingdom (PPI UK) membuat catatan tentang pertemuannya dengan Anies ketika melakukan kuliah tamu di Oxford University dengan goresan pena sebagai berikut:
_“Anies Baswedan adalah salah satu dari sekian banyak tokoh yang mengunjungi UK saat masa kepemimpinan saya di PPI UK. Saya berkesempatan menemani beliau dalam berbagai kesempatan, dimulai dari penjemputan, acara diaspora, hingga kuliah umum di University of Oxford. Dalam kesempatan itu pula saya betul-betul mempelajari sosok yang digadang-gadang menjadi pemimpin Indonesia kelak.
Agar tidak terjebak dalam bias: Pertama, Saya ingin mempelajari ilmu. Ilmu apa yang akan beliau presentasikan dalam paparannya saat bertemu diaspora. Saya bukanlah seorang teknokrat meskipun mempelajari teknokrasi dan infrastruktur. Saya hanyalah wiraswasta berlatar belakang akademisi. Apa yang beliau sampaikan selalu berbasis data, berbasis evidence, memiliki deliverables. Di sini saya melihat beliau bicara apa adanya, bagus, jelas namun bukan berarti tanpa cacat. Namun saya harus hargai dan angkat topi atas prestasinya.
Kedua, visinya, banyak orang bicara tentang kemarin dan hari ini, tapi tidak bisa membayangkan apa yang harus diukir dimasa mendatang. Pak Anies sering mengeluarkan kalimat-kalimat yang membawa kita menerawang ke depan, harapan ke depan dan tujuan ke depan. Ia memiliki visi, beliau bukanlah satu-satunya orang yang memiliki visi, namun beliu punya kriteria itu.
Ketiga, karakter. Ada sosok pemimpin tegas, pemimpin humoris, pemimpin merakyat, pemimpin 1000 muka, dan lain-lain. Saya pribadi mengatakan bahwa Pak Anies bicara apa adanya, beliau tenang dan terkadang serius, jarang melucu, tapi saat memaparkan fakta membuat kita berpikir lucu. Beliau bukan sosok perfect tetapi mau mendengarkan dan belajar dari para pelajar yang datang di acara-acara beliau. Saya bisa katakan bahwa beliau adalah seorang pembelajar dan betul-betul mau belajar dari orang-orang yang menyampaikan pendapat kepada beliau.
Terakhir, saya bersama beberapa teman dari PPI UK dan elemen diaspora lainnya melakukan closed discussion. Harusnya 30 menit tapi melebar menjadi 130 menit. Berbobot, bermanfaat dan bermakna. Ini bukan sekadar pertemuan seminar dan pitching desertasi, foto selfie apalagi cari panggung. Kami para generasi penerus ingin belajar dari calon pemimpin bangsa. Akhir kata saya ingin menyampaikan sesuatu kepada beliau dan apa yang saya sampaikan biarlah kami saja yang tahu”._
Kunjungan Anies ke London yang kemudian juga berujung kerjasama investasi antara Jakarta dan London ini, menjadikan kelas Anies tidak saja sebagai seorang Gubernur, tapi seolah dia adalah presiden masa depan. Anies mampu meyakinkan lawan bicaranya atas gagasan yang dia sampaikan, sehingga pola komunikasi Anies dengan para pemimpin Eropa adalah pola komunikasi yang setara dan egaliter. Anies mampu menyejajarkan dirinya dengan para pemimpin dunia. Kunjungan Anies ke negara-negara Eropa menjadikan pamor Anies pun semakin melejit di mata pemimpin-pemimpin Eropa yang dia temui.
Dan ketika membaca di catatan akhir Oki Earlivan tadi “…apa yang saya sampaikan biarlah kami yang tahu”, bisa diduga apa yang beliau dan mahasiswa PPI UK serta elemen diaspora adalah sebuah dukungan dan harapan agar Anies bisa menjadi Presiden Indonesia 2024.
Wallahu a’lam bish shawab