Harga Minyak Goreng Naik, Ikhwan Basri: Kartel Menang
Cibubur, Rasilnews – Pendakwah sekaligus ahli ekonomi Islam, Ustaz Ikhwan Abidin Basri, MA melihat fenomena naik turunnya harga minyak goreng dan kelangkaannya merupakan imbas dari keserakahan permainan kartel.
“Hasil dari kartel adalah harga menjadi naik dan barang menjadi tidak ada. Yang tadinya ada di semua toko, tiba tiba menghilang. Harga naiknya pun nggak tanggung-tanggung, hampir 100 persen. Di sinilah kita sebut, kartel itu menang,” ujar Ikhwan dalam program acara Ekonomi Islam di kanal YouTube Rasil TV, Selasa (22/3).
Namun menurut Ikhwan, permainan kartel ini sulit untuk dibuktikan. Guna menghilangkan jejak, para mafia tentu tidak menggunakan perjanjian tertulis untuk melakukan kerja sama culas ini.
“Ada permainan kartel yang sulit dibuktikan karena tidak menggunakan hitam di atas putih antara satu dengan yang lain, tapi cukup dengan kedipan mata, makan siang atau makan malam bersama, atau telepon-teleponan, dan itu sulit untuk dibuktikan, karena mereka tahu itu tidak benar,” kata Ikhwan dalam acara yang dipandu oleh Angga Aminuddin.
Kartel yang terdiri dari perusahaan-perusahaan kapitalis itu, lanjut Ikhwan, membuat pemerintah saat ini seolah seperti prajurit kecil yang tidak punya senjata untuk melawan kartel. Jika pemerintah tetap tak berdaya untuk mengontrol harga minyak goreng, ia khawatir, fenomena kelangkaan minyak goreng ini akan terjadi pada komoditas lainnya.
Ikhwan Basri yang juga penulis buku-buku ekonomi Islam itu menyatakan, jika bukan karena permainan kartel atau mafia, tentu tidak mungkin Indonesia sebagai penghasil minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPU) terbesar di dunia mengalami kelangkaan minyak goreng.
“Aneh sekali, bagaimana bisa suatu negara yang dikatakan sebagai penghasil CPO nomor satu di dunia, tiba-tiba mengalami kelangkaan minyak dan harganya tidak bisa dikontrol,” ucapnya dalam acara yang dipancar luaskan melalui siaran Radio Silaturahmi 720AM.
Dalam program acara bertema “Kekalahan Pemerintah dalam Memerangi Swasta Kapitalis” itu, Ikhwan pun mengatakan, fenomena minyak goreng ini sangat menarik sekaligus memilukan. Sebab rakyatlah yang menjadi korban dan semakin tak berdaya di bawah kekuasaan kapitalis.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan kementeriannya telah mencabut aturan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) bahan baku minyak goreng setelah Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan tidak lagi berlaku.
Dikutip dari Kompas.com, di salah satu minimarket di Kota Depok, stok minyak goreng di etalase terbatas sehingga cepat habis pada saat pemerintah menerapkan HET.
Namun kini, stoknya langsung melimpah saat harga naik. Rak etalase yang memiliki lima tingkat tersebut tampak dipenuhi kemasan minyak goreng ukuran dua liter. Tertulis harga minyak goreng kemasan senilai Rp 42.000 per dua liter.