Soroti Kasus Munarman, Abdullah Hehamahua: Dia Diteroriskan
Cibubur, Rasilnews – Eks Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua menyoroti kasus dugaan terorisme yang menjerat Eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman. Abdullah menyebut, Munarman sengaja diteroriskan hanya karena diundang dalam acara pembaiatan berkedok seminar dan tabligh akbar di Makassar, Sulawesi Selatan pada 2015 silam.
Latar belakang Munarman sebagai Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) juga menjadi alasan Abdullah meragukan tuduhan teroris yang dilayangkan kepada Munarman.
“Bagaimana mungkin orang YLBHI jadi teroris.Saya menduga bahwa saudara Munarman ini karena dia orang YLBHI, orang hukum kemudian beliau diteroriskan hanya karena diundang ke Makassar dalam satu kegiatan yang seakan-akan beliau ikut di dalam acara baiat itu, padahal beliau diundang sebagai penceramah,” ujar Abdullah dalam wawancara Topik Berita Radio Silaturahim (Rasil) AM 720Khz edisi Jumat (18/2).
Selain itu, Abdullah juga meyakini bahwa Munarman diteroriskan karena ia mengetahui data-data terkait kasus berdarah Kilometer 50 yang menewaskan enam laskar FPI.
“Saya tahu dia bukan teroris karena beberapa pertemuan yang saya ikuti dengan beliau itu, mereka menjelaskan fakta-fakta soal Kilometer 50. Dari situ saya menyimpulkan bahwa Munarman diteroriskan karena ia tahu data-data tentang Kilometer 50,” ungkap Abdullah.
Menurutnya, pemerintah seharusnya berterima kasih kepada Munarman, karena setelah dirinya masuk FPI, ia membuat FPI yang dulunya dianggap sebagai ‘Preman Muslim’ menjadi lebih tertib. Maka dari itu, Abdullah mengaku sangat heran jika sosok Munarman yang seperti ini dituduh sebagai teroris.
“Ketika beliau masuk FPI, FPI mengalami perubahan yang asasi, artinya bahwa dulu FPI dianggap dalam istilah Gusdur itu ‘Preman Muslim’, justru ketika Munarman masuk, ia bisa mengedukasi mereka tentang hukum. Jadi ketika mereka mau melakukan apa saja seperti kegiatan terhadap rumah-rumah gelap, dan sebagainya, atas pembinaan Munarman, teman-teman FPI melakukan tahapan-tahapan. Mereka mengumpulkan data rumah pelacur, rumah judi terus mereka laporkan ke polisi sebagai pihak terkait, kemudian jika tidak ditangani dan dampaknya dahsyat sekali tehadap masyarakat, baru mereka melakukan gerakan, itupun dengan gerakan yang terbatas,” jelas Abdullah.
“Jadi saya anggap bahwa pemerintah itu harusnya berterima kasih kepada Munarman karena dia membuat FPI menjadi lbih tertib, sehingga kemudian kita lihat setiap ada bencana alam selalu orang FPI yang pertama di situ. Seperti di Aceh, ribuan orang FPI yang menolong di sana dan itu tanpa dana dari pemerintah, itu sumbangan dari jamaah mereka sendiri. Jadi saya heran kalau beliau dianggap teroris,” demikian ujar Abdullah dalam siaran Topik Berita Rasil yang dipandu oleh Ichsan Thalib.