Santri, Menjadi Generasi Terbaik

Rabu, 20 Rabiul Akhir 1446 H/ 23 Oktober 2024

Panutan umat manusia, nabi Muhammad ﷺ, suatu hari pernah menyatakan bahwa sebaik-baik generasi adalah generasi beliau. Dalam sabdanya yang diriwiyatkan oleh Bukhari-Muslim, “Sebaik-baik umat adalah mereka yang sezaman dengan zamanku, kemudian generasi yang sezaman setelah aku, kemudian generasi yang sezaman setelah mereka. Kemudian berikutnya akan datang suatu kaum yang menggemukkan diri, yakni dengan lemak, mereka memberikan kesaksian padahal tidak diminta kesaksiannya”.

Dalam riwayat tersebut terdapat pernyataan yang tidak semata merupakan kalimat apriori yang melesat dari ruang hampa, akan tetapi sepenuhnya berdasarkan realitas yang bisa diteliti oleh sejarawan manapun di dunia. Keberhasilan Rasulullah ﷺ mencetak generasi unggulan mutlak berhubungan dengan posisi beliau yang disetting oleh Allah SWT sebagai murabbin zhahiran wa bathinan (pendidik lahir dan batin) yang prestasinya tidak mungkin tersaingi atau disamakan oleh keberhasilan pendidik manapun di dunia dari awal mula penciptaan hingga akhir zaman.

Ulama adalah pewaris para nabi (al-’ulama warasatul anbiya), Ulama adalah pelita bagi bumi. Atas prinsip dasar ingin menciptakan generasi terbaik penerus ajaran Islam seperti yang dicontohkan oleh nabi Muhammad ﷺ, para ulama dan kiyai terdahulu bangsa ini mendirikan pesantren di setiap penjuru nusantara yang tersentuh dakwah Islam. Pondok pesantren dengan para santrinya mendalami ilmu agama untuk membangun peradaban yang lebih maju.

Di Indonesia keberadaan lembaga pendidikan pondok pesantren yang berbasis Islam memiliki peranan yang sangat penting. Pondok pesantren dimaknai sebagai tempat seseorang untuk mencari ilmu keagamaan yang benar melalui bimbingan-bimbingan para guru yang dianggap memiliki pengetahuan luas terhadap agama oleh masyarakat sekitar.

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, memiliki banyak pondok pesantren. Bahkan bisa dikatakan hampir seluruh daerah, baik kota maupun kabupaten di Indonesia, tidak ada yang tidak memiliki pondok pesantren. Hal ini merupakan sebuah interpretasi dari berbagai pertanyaan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya yang membutuhkan adanya lembaga Islami yang dapat mengajarkan ilmu umum dan ilmu agama pada khususnya.

Berbicara pondok pesantren berarti berbicara tentang santri. Santri lahir dari pesantren yang memang dididik dan ditempa untuk mampu berkiprah. Di pesantren santri secara tidak langsung diajarkan tetang tenggang rasa, saling berbaur,kepedulian terhadap kebangsaan. Hal itulah yang menciptakan kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan, maka tidak heran bila para santri akan terpanggil untuk ikut berjuang bersama para pejuang di masa kemerdekaan dulu. Selain itu peran sentral kiyai dan ulama juga turut membidani lahirnya perjuangan-perjuangan kemerdekaan sehingga santri pun ikut terpanggil untuk bergerak.

Sejarah kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran para santri. para santri tergabung dalam basis-basis perjuangan kemerdekaan bersama dengan para pejuang lainnya. Ingat film “Sang Kiyai” yang menceritakan seorang ulama dan pejuang, yaitu Hadratusy Syeikh Hasyim Asy’ari. Beliau adalah pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia. Beliau merupakan putra dari pasangan Kyai Asy’ari dan Halimah, Ayahnya Kyai Asy’ari merupakan seorang pemimpin Pesantren yang berada di sebelah selatan Jombang.

Di film itu digambarkan bagaimana santri punya andil besar dalam mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. peran santri dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia dan mempertahankannya tidak hanya di medan laga peperangan, para santri juga menjadi peserta Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), serta menjadi salah satu unsur perumus pancasila. Tidak sampai disitu peran santri dalam usaha mempertahankan kemerdekaannya, para santri siap mempertahankan Indonesia dari rongrongan Ideologi yang akan menghancurkan kedaulatan negara. Santri hadir menjadi garda terdepan bersama TNI dan masyarakat untuk menjaga Indonesia dari rongrongan Ideologi komunis yang hendak merubah NKRI.

Santri Indonesia umumnya berjiwa Nasionalis, tidak hanya terlihat dalam perhelatan upcara kemerdekaan setahun sekali, tetapi kiprah-kiprah mereka yang mengharumkan Indonesia hingga kini. Santri sejati adalah santri yang peduli terhadap Negara Kesatuan Indonesia, dan siap membela dan memperjuangkannya. Saat ini, dengan adanya sekitar 27 ribu pondok pesantren dan enam juta santri di seluruh Indonesia, pesantren bisa memainkan posisi strategis dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan karakter bangsa. Semoga para ulama saat ini mampu mencetak generasi terbaik penerus risalah dakwah Islam serta pengabdi bangsa dan negara.

Wallahu‘alam bishshawab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *