Satu Tahun Genosida Gaza: Mengapa Rakyat Gaza Tidak Hijrah ke Negeri Lain?

Rasilnews – Muncul sebuah pertanyaan: “Mengapa rakyat Palestina tidak hijrah dan malah melawan penjajahan Israel?” Bahkan, beberapa orang menggunakan dalil bahwa Baginda Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya juga berhijrah dari Makkah ke Madinah. Pertanyaan seperti ini sering muncul dalam konteks konflik Palestina-Israel. Namun, penting untuk memahami bahwa ada perbedaan besar antara situasi Rasulullah saat hijrah dan kondisi bangsa Palestina saat ini.

Dalam program “Renungan Dibawah Naungan AlQuran” Radio Silaturahim, Ustaz Husein Alattas ketika ditanya tentang hal tersebut, beliau balik bertanya, “Kalau rakyat Palestina diperintahkan untuk berhijrah, ke mana mereka harus pergi? Apakah Mesir siap menerima mereka? Apakah Saudi dan negara-negara Arab lainnya bersedia menerima mereka? Kita tahu bahwa saat krisis yang dialami oleh rakyat Suriah, negara-negara Arab tidak membuka pintu untuk mereka. Justru, negara-negara Barat yang menerima mereka.”

Lebih lanjut, Ustaz Husein menambahkan bahwa kondisi yang dialami oleh Nabi Muhammad dengan para sahabatnya tidak sama dengan kondisi Gaza saat ini. Yang seharusnya dilakukan oleh rakyat Gaza bukanlah hijrah meninggalkan tanah air mereka. Sebaliknya, kita sebagai umat Islam harus menggerakkan seluruh umat Islam, terutama negara-negara Arab yang berdekatan dengan Gaza, untuk memberikan bantuan. Kita tidak seharusnya hanya menonton, duduk berpangku tangan, dan memberikan komentar-komentar menyedihkan, bahkan menyeru agar penduduk Gaza untuk berhijrah meninggalkan negeri mereka.

Apabila mereka memilih untuk mempertahankan tanah airnya dan akibatnya mengalami kematian, kehancuran rumah, serta terbunuhnya anak-anak, itu merupakan konsekuensi dari perjuangan. Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan, demikian Ustaz Husein menekankan.

Namun, ada ironi yang sangat menyedihkan dan menyakitkan hati: di saat saudara-saudara mereka, terutama bangsa Arab, duduk berpangku tangan menyaksikan pembantaian di Gaza. Seorang reporter televisi yang melaporkan situasi di Gaza mengungkapkan kesedihannya bukan hanya karena perbuatan Israel, yang memang sudah menjadi kebiasaan mereka dalam melakukan kerusakan, tetapi lebih karena mereka ditinggalkan oleh saudara-saudara mereka sendiri karena takut menghadapi ancaman Israel maupun Amerika.

Padahal, seandainya bangsa Arab memberikan dukungan kepada Gaza dan mereka mengalami kehancuran, misalnya, mati syahid di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, itu tidak sebanding dengan kehidupan tenang mereka saat ini, yang justru memamah biak bangkai dan menanggung rasa malu kehilangan kehormatan, serta berisiko masuk dalam murka Allah. Rasulullah bersabda, “Orang mukmin itu saling bersaudara, tidak meninggalkan mereka dalam keadaan teraniaya.”

Dengan demikian, pertanyaan seperti “Mengapa rakyat Palestina tidak hijrah saja?” adalah alasan bagi mereka yang tidak mau berjuang membantu saudaranya yang sedang teraniaya di Palestina. Masalah yang terjadi di Gaza bukan hanya tanggung jawab rakyat Palestina, tetapi merupakan tanggung jawab umat Islam di seluruh dunia.

Jangan sampai umat Islam, yang seharusnya membela saudaranya yang teraniaya di Gaza, justru kalah oleh orang-orang Eropa yang mengecam keras Zionis Israel. Bahkan, banyak tokoh Yahudi yang berdemonstrasi membawa bendera Palestina dan mengutuk tindakan Zionis Israel.

Melalui peristiwa genosida di Gaza ini, mata kita terbuka untuk mengetahui siapa saja di negeri ini yang merupakan “pengkhianat” yang mendukung Zionis Israel. Umat Islam hendaknya mengingat, mencatat nama-nama mereka, dan selalu berhati-hati terhadap mereka. Jika perlu, berikan sanksi dengan memboikot mereka, tidak bergaul, menegur, atau bahkan tidak memberi senyum kepada para pendukung Zionis Israel. Karena ini bukan hanya kejahatan terhadap umat Islam, tetapi lebih dari itu, ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.

Apa yang dilakukan oleh rakyat Palestina dengan mengangkat senjata adalah upaya untuk menuntut kemerdekaan mereka dan terbebas dari penjara massal yang telah mereka alami selama puluhan tahun. Tindakan mereka mirip dengan perjuangan para pahlawan kemerdekaan Republik Indonesia ketika melawan Belanda. Jika saat ini kita menyebut perlawanan terhadap Zionis Israel sebagai terorisme, maka kita juga menyamakan apa yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan RI dengan terorisme.

Di akhir penyampaiannya, Ustaz Husein mengajak kita semua untuk membantu, mengulurkan tangan kita untuk Palestina. Karena jika kita hanya diam dan berpangku tangan, maka Allah akan murka dan menurunkan azab-Nya kepada kita. Nauzubillah min dzalik.

By Admin

Mungkin Anda Juga Suka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *