Jakarta, Rasilnews – Polemik mengenai larangan mengenakan jilbab bagi anggota Paskibraka nasional terus bergulir, memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak pihak menuding Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kontroversi ini. BPIP, yang seharusnya menjadi penjaga nilai-nilai Pancasila dan toleransi, justru dinilai tidak toleran dalam hal beragama.
Dalam pandangannya, Imam Syamsi Ali, yang aktif berdakwah di Amerika Serikat, menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi yang terjadi di Indonesia. “Saya sangat menyayangkan apa yang terjadi di tanah air. Hal ini tidak sesuai dengan akal sehat,” ujarnya.
Berbagai fenomena yang dianggap melenceng dari nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia mulai muncul. “Banyak ketidakrasionalan yang sekarang terjadi, yang justru berusaha mendapatkan pembenaran. Ini memunculkan karakter perilaku absurd yang mengundang tawa sekaligus keprihatinan,” tambah Syamsi Ali.
Salah satu isu yang mencuat adalah masalah penggunaan jilbab di kalangan Paskibraka. Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi), anggota Paskibraka yang mengenakan jilbab bisa menjalankan tugas mereka tanpa kontroversi. Namun, baru-baru ini, muncul polemik yang menimbulkan pertanyaan tentang komitmen terhadap Pancasila.
BPIP, yang bertugas menjaga dan mengawal Pancasila, kini mendapat sorotan tajam karena dianggap melecehkan nilai-nilai yang mereka emban. Tindakan ini dinilai oleh sebagian kalangan sebagai pelecehan terhadap agama, khususnya terkait jilbab yang merupakan bagian dari syariah Islam. “Melecehkan agama sama saja dengan melecehkan Pancasila itu sendiri,” tegas Syamsi Ali.
Seiring berjalannya waktu, kekhawatiran semakin muncul bahwa upaya untuk melemahkan kehidupan beragama juga merupakan upaya untuk melemahkan Indonesia. “Ketika masyarakat Indonesia kehilangan ideologi dan keistiqomahan dalam beragama, mereka menjadi mudah diombang-ambingkan oleh kepentingan besar yang ingin melemahkan negara ini,” kata Syamsi Ali.
Imam Syamsi Ali juga menekankan bahwa umat Islam dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah dua kekuatan utama bangsa ini. “Jika kedua segmen ini dilemahkan, maka Indonesia akan berada dalam posisi yang rentan,” ujarnya, mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada dan tegas dalam mempertahankan Pancasila serta nilai-nilai agama yang menjadi dasar kehidupan berbangsa.