Pentingnya Kolaborasi Media Dalam Mengatasi Tantangan Pengendalian Tembakau

Adhitya Ramadhan (Jurnalist Kompas) dalam acara Media Workshop on Tobacco Control di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Kamis (13/06/24). Foto ; Agus Susilo (Radio Silaturahim)

Jakarta, Rasilnews – Adhitya Ramadhan, Wakil Kepala Desk Humaniora Harian Kompas, menyoroti tantangan kompleks yang dihadapi para jurnalis dalam meliput isu-isu terkait industri rokok dan pengendalian tembakau. Industri rokok, dengan sumber daya finansial yang besar dan pengaruh yang meluas, seringkali menjadi hambatan utama dalam upaya mengambil kebijakan yang efektif. Menurut Adhitya, jurnalis perlu menghadapi dinding informasi yang sulit ditembus untuk mendapatkan data, informasi, dan fakta yang dibutuhkan untuk liputan mendalam dan investigatif.

Pentingnya kolaborasi antar media dan jurnalis juga ditekankan sebagai solusi untuk mengatasi kompleksitas tersebut. “Kolaborasi ini tidak hanya memungkinkan untuk menghasilkan liputan yang lebih komprehensif dan bermutu, tetapi juga memperkaya perspektif yang diperlukan dalam menghadapi isu-isu seperti pengendalian tembakau,” ujarnya.

Adhitya juga membagikan pengalaman positif dari kolaborasi lintas negara antara media Indonesia dan Inggris, yang berhasil menghasilkan laporan investigatif yang lebih kuat dan berdampak.

Dalam konteks kolaborasi untuk pengendalian tembakau, peran media menjadi krusial dalam menyuarakan berbagai sudut pandang dan mengungkapkan informasi yang mungkin disembunyikan atau kurang terungkap secara transparan. Kolaborasi ini bisa dimulai dari tingkat redaksi dalam satu media, dengan menggandeng berbagai bidang liputan seperti politik, kesehatan, dan ekonomi. “Dengan demikian, jurnalis dapat memahami isu secara lebih komprehensif dan menghasilkan liputan yang lebih berimbang serta mendalam,” paparnya.

Dalam acara Media Workshop on Tobacco Control : Strategi Peningkatan Kesadaran Publik tentang Epidemi Rokok dan Urgensi Pengendalian Tembakau, di Hotel Royal Kuningan, Jakarta (13/06/24). Aditya menekankan betapa pentingnya media dalam memainkan peran sebagai penjaga kebenaran dan keadilan dalam masyarakat.

“Liputan mengenai pengendalian tembakau bukan hanya soal menginformasikan, tetapi juga mengedukasi dan mempengaruhi opini publik serta pembuat kebijakan,” tandasnya. Melalui investigasi yang teliti dan kolaborasi yang kuat antarmedia, jurnalisme dapat menjadi kekuatan untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat secara luas.

Dalam praktiknya, kolaborasi jurnalistik tidak hanya membuka akses terhadap informasi yang tersembunyi, tetapi juga memastikan bahwa berbagai aspek dan implikasi dari kebijakan yang diambil dapat diungkap secara jelas. “Ini merupakan langkah kritis dalam menanggapi tantangan dari industri rokok yang cenderung mengekang informasi yang dapat merugikan kepentingan mereka,” tegas Adhitya.

Pengalaman Adhitya dalam bekerja dengan media dari berbagai negara menyoroti potensi besar dari kolaborasi lintas batas. “Dengan berbagi sumber daya, metodologi, dan wawasan, jurnalis dapat menghasilkan laporan yang lebih mendalam dan memiliki dampak yang lebih besar di tingkat lokal maupun global,” ungkapnya. Kolaborasi semacam ini tidak hanya menguntungkan para profesional media, tetapi juga masyarakat yang diinformasikan dengan lebih baik tentang dampak dari penggunaan tembakau dan upaya untuk mengendalikan konsumsinya.

Sebagai peserta Media Workshop on Tobacco Control, para jurnalis dan praktisi media diingatkan untuk terus mengembangkan keterampilan kolaboratif mereka dalam menghadapi tantangan kontemporer seperti ini. “Kolaborasi yang efektif bukan hanya tentang bekerja bersama untuk satu tujuan, tetapi juga menghargai keberagaman pendekatan dan pandangan untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang isu-isu kompleks,” ujar Adhitya.

Secara keseluruhan, kontribusi media dalam upaya pengendalian tembakau tidak dapat diremehkan. Dengan mengambil peran sebagai pengawas dan pencerah dalam masyarakat, media membantu mengarahkan perhatian pada isu-isu yang relevan dan mendesak. Kolaborasi lintas media dan internasional, seperti yang dianjurkan oleh Adhitya, merupakan strategi yang tepat untuk memperluas cakupan liputan, memperdalam analisis, dan memperkuat keterlibatan publik dalam upaya pengendalian tembakau secara efektif.

“Dengan demikian, harapan untuk masa depan adalah terciptanya kolaborasi yang lebih erat di antara media, tidak hanya untuk menghadapi tantangan saat ini tetapi juga untuk mempersiapkan generasi jurnalis yang lebih mampu dan terampil dalam membangun masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi masyarakat global,” pungkas Adhitya.

By Admin

Mungkin Anda Juga Suka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *