SEBAGAIMANA yang kita pahami bahwa puasa Ramadan hukumnya wajib bagi insan yang beriman, maka meninggalkannya secara sengaja tentu menjadi perbuatan berdosa. Apalagi puasa adalah ibadah spesial yang tidak ada tandingannya dengan menggabungkan tiga jenis kesabaran: sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah, sabar dalam menjauhi hal yang dilarang Allah dan sabar terhadap takdir Allah atas rasa lapar dan kesulitan yang ia rasakan selama puasa.
Salah satu keberkahan di bulan Ramadan yang ingin banyak digapai oleh orang beriman adalah diampuninya dosa-dosa yang telah lalu serta Allah SWT akan membebaskan para hamba-hamba-Nya dari api neraka di setiap malam Ramadan, yaitu dari awal bulan Ramadan sampai dengan akhir bulan yang telah ditentukan. Ini merupakan satu anugerah yang besar bagi umat Nabi Muhammad ﷺ yang tidak diberikan kepada umat-umat nabi sebelumnya.
Untuk itu, setiap muslim harus bisa menjadikan puasa Ramadan ini sebagai puncak dari pada kegiatan para nabi, yaitu amar ma’ruf nahi munkar. Dengan beragam keutamaan dan dilipat gandakannya pahala amal sholih, bulan Ramadan adalah bulan yang ditunggu kehadirannya untuk dimaksimalkan kebaikan yang ada di dalamnya, termasuk dengan Amar ma’ruf nahi munkar. Para ulama mengajarkan kepada kita bahwa dengan amar makruf nahi munkar akan membawa keselamatan bagi umat, tentu momen bulan Ramadan menjadi penguat agar umat ini bisa memaksimalkannya.
Umat yang berusaha menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar, tidak acuh saat ada maksiat di sekitarnya. Akan menjadi bagian dari kelompok yang akan diselamatkan oleh Allah SWT dari beberapa sebab kebinasaan manusia yang perlu kita pahami dan kita hindari. Sebab utama kehancuran umat adalah keengganan melakukan melakukan amar makruf nahi munkar. Jika kita ingin menjadi umat yang mulia, unggul di berbagai bidang, maju dalam banyak hal, jangan kita tinggalkan amar makruf nahi munkar.
Dengan berpuasa menjadi sebuah kesempatan yang tepat untuk memperingatkan kaum muslimin tentang hal-hal yang mungkar dan haram, maksiat dan pelanggaran agama yang dapat merusak kemuliaan Ramadan. Apalagi selama ini masih ada orang yang selama bulan Ramadhan mengisi kegiatan dengan hal-hal yang tidak syar’i. Bahkan dengan kegiatan-kegiatan yang menjurus kepada maksiat, sehingga banyak terjadi kemungkaran dan bertentangan dengan norma-norma agama. Upaya ini tidak cukup dilakukan secara individu maupun sebagian kelompok atau Organisasi Massa Islam. Namun juga harus melibatkan peran serta negara.
Negara yang kemerdekaannya didukung penuh oleh perjuangan umat Islam ini harus berperan aktif menciptakan kondusifitas Ramadan. Melalui aparatur pemerintah dan keamanannya harus ada tindak lanjut untuk memberi peringatan tegas dan penutupan tempat-tempat yang menjadi sumber maksiat, seperti tempat produksi dan penjualan minuman keras, tempat hiburan malam, lokalisasi pelacuran, diskotik dan sejenisnya.
Bahkan, kaum muslimin pun juga harus punya peran menegakkan amar ma’ruf nahi munkar selama Bulan Ramadan. Mulai dengan memberikan nasehat dan arahan kepada para pelaku maksiat maupun sesama muslim yang masih awam terkait ini. Amar ma’ruf itu bisa pula dengan saling memotivasi kepada sesama muslim agar mereka semakin kuat selama bulan puasa dan puasanya terjaga dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Apalagi yang dapat mengurangi nilai pahalanya atau bahkan bisa jadi menghanguskannya, seperti menggunjing orang lain, mengadu domba, sumpah palsu, memakan harta haram, lalai dalam shalat berjamaah atau bahkan sama sekali tidak shalat dengan sengaja.
Amar ma’ruf nahi munkar di bulan ini sangat dianjurkan. Setiap muslim pasti sangat antusias meraih beragam keutamaan yang ada di bulan mulia ini, sehingga hidayah Allah menjadi lebih dekat dan menggugah untuk perbaikan diri dan perbaiki kehidupannya. Berharap mereka yang kita ajak dalam amar makruf akan lebih rajin shalat, gemar sedekah, lebih banyak bacaan Alqurannya, lebih baik lagi interaksi sosialnya dan menjadi masyarakat yang mau hidupnya diatur dengan aturan Islam.
Beginilah sebenarnya harapan dengan menjadikan Bulan Ramadan sebagai puncak dari amar ma’ruf nahi munkar. Bumi Allah yang ditempati kaum muslimin ini layak dimuliakan dengan penegakan amar ma’ruf nahi munkar sehingga menjadi Baldatun thoyyibatun wa robbun ghoffur.
Wallahu a’lam bishshawab