Tel Aviv, Rasilnews – Dokumen Kementerian Luar Negeri Israel terbaru mengungkapkan hubungan militer Israel yang mendalam dengan Burma (Myanmar), dan peran pentingnya dalam pembantaian brutal terhadap Muslim Rohingya.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh surat kabar Israel Haaretz pada Kamis, (7/20), ada 25.000 halaman dokumen merinci bagaimana rezim Israel mempersenjatai dan melatih tentara Myanmar, dari tahun 1950-an hingga awal 1980-an, demikian MINA mengabarkan dikutip Rasilnews.
Palestine Chronicle menyebutkan, sejak berakhirnya kekuasaan Inggris di Myanmar pada tahun 1948, berbagai bagian negara itu telah diguncang oleh perang saudara yang tiada henti.
Meskipun pihak berwenang Israel sangat menyadari situasi tersebut, Israel menganggap perang saudara yang mematikan di Myanmar sebagai “kesempatan emas” untuk meningkatkan penjualan senjatanya.
Dokumen-dokumen itu mengungkapkan, salah satu tujuan utama Israel adalah untuk memenangkan dukungan Myanmar di forum-forum internasional, sebagai imbalan atas dukungan senjatanya, lapor Haaretz.
Kesepakatan antara kedua rezim tersebut terdiri dari 30 pesawat tempur, ratusan ribu butir amunisi, 1.500 bom napalm, 30.000 barel senapan, ribuan mortir. Termasuk perlengkapan militer, mulai dari tenda hingga perlengkapan terjun payung. Selain itu, puluhan ahli Israel dikirim ke Myanmar untuk misi pelatihan, dan perwira militer Myanmar datang ke Israel untuk instruksi komprehensif tentang pangkalan militer Israel.
Bekerja sama dengan tentara Myanmar, Israel juga mendirikan perusahaan pelayaran, pertanian, pariwisata, dan konstruksi di sana.
Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan Myanmar. Sementara lebih dari 114.000 lainnya dipukuli, sebanyak 18.000 perempuan dan anak perempuan diperkosa, dan di lebih dari 115.000 rumah dibakar, menurut sebuah laporan oleh Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA).