Catatan redaksi akhir pekan, Sabtu 21 Mei 2022
Dari Covid-19 ke Hepatitis Misterius
Rasilnews – Baru-baru ini, pelonggaran penggunaan masker di area terbuka menjadi kabar gembira yang diumumkan Presiden Jokowi. Warga Indonesia tentu merasa senang karena akhirnya bisa bebas bernapas lagi setelah dua tahun dijepit pandemi Covid-19.
Meski demikian, situasi belum benar-benar pulih. Bagi kegiatan masyarakat di ruangan tertutup atau dalam transportasi publik, pemerintah masih mewajibkan warganya menggunakan masker selama beraktivitas.
Ada beberapa kategori masyarakat yang tidak diperbolehkan lepas masker selama melakukan aktivitasnya. Kategori itu antara lain: masyarakat usia rentan atau lanjut usia dan masyarakat yang memiliki komorbid.
Begitu pula masyarakat yang sedang mengalami gejala batuk dan pilek, aturan lepas masker tidak berlaku. Mereka tetap harus menggunakan masker ketika melakukan aktivitas.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengumumkan aturan lepas masker saat shalat berjamaah. Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam, menjelaskan bahwa jamaah dalam kondisi sehat diperbolehkan untuk melepas masker.
Selain penggunaan masker, pemerintah juga melonggarkan kebijakan tes usap PCR dan Antigen bagi pelaku perjalanan yang telah mengantongi sertifikat vaksin dosis kedua maupun booster. Tentu hal ini menjadi angin segar, terutama bagi warga Indonesia yang gemar berpergian.
Dua tahun hidup ‘terpenjara’ oleh virus Covid-19 bukanlah waktu yang singkat. Kematian demi kematian dari pasien hingga petugas kesehatan cukup menjadi momok menakutkan. Akhirnya kita sampai di tahap peralihan dari pandemi ke endemi.
Namun, jangan terlalu euforia. Setelah Covid-19 mereda, rupanya saat ini kita dihadapi oleh penyakit lain yang tidak kalah menakutkan, yaitu Hepatitis Akut.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan total ada 14 kasus yang diduga hepatitis akut misterius per 17 Mei 2022. Kasus tersebut terdiri dari satu kasus probable dan 13 kasus pending klasifikasi.
Juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr.Muhammad Syahril mengungkapkan gambaran terkini 14 pasien tersebut. Dari data yang telah disampaikan, pasien berjenis kelamin laki-laki berjumlah sembilan dan perempuan berjumlah 5 orang.
Anak-anak menjadi yang paling rentan terpapar. Kelompok umur anak yang paling banyak terpapar adalah kelompok usia 0 sampai 5 tahun. Kasus dugaan hepatitis terbanyak kedua, menyerang anak berusia 11 sampai 16 tahun dengan jumlah 5 orang. Lalu, kasus lainnya menyerang kelompok anak usia enam sampai 10 tahun dengan jumlah 2 orang.
Penyakit yang belum diketahui penyebabnya ini, membuat para orang tua semakin waspada. Bahkan di beberapa sekolah, para siswa diminta untuk membawa bekal dari rumah guna mencegah penyebaran hepatitis misterius ini.
Penyakit-penyakit aneh seolah bergilir menyerbu Indonesia. Kita diminta untuk selalu awas dan berhati-hati. Namun, apakah hepatitis misterius ini berpotensi menjadi endemi atau bahkan pandemi? Atau nanti akan ada aturan wajib vaksin hepatitis dan PCR atau kebijakan-kebijakan serupa Covid-19? Semoga saja, tidak.